Halaman

Rabu, 21 November 2012

Sistim Pengapian Sepeda Motor



Pengapian adalah cara untuk memantik/ ignition yaitu menciptakan percikan api untuk memulai proses pembakaran di dalam silinder yang telah berisi gas dari bahan bakar yang telah tercampur dengan oksigen. Pembakaran yang cepat tesebut menimbulkan ledakan yang menggerakkan piston naik dan turun, demikian seterusnya berulang ulang.  Sistem pengapian mesin memiliki fungsi yang vital. Tanpa adanya sistem tersebut mesin sepeda motor tidak akan hidup. Secara umum ada dua jenis sistem pengapian yaitu :
  1. Sistem pengapian dengan menggunakan platina
Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) seperti halnya pada motor penggerak automobile, tenaga diperoleh dengan jalan membakar bahan bakar di dalam silinder. Loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan premium yang telah dikompressi oleh torak di dalam silinder. Karena pada motor premium proses pembakaran diawali oleh loncatan bunga api yang bertegangan tinggi pada ujung elektroda busi, maka diperlukan sistem pengapian untuk menghasilkan tegangan tinggi tersebut. Pada sistem pengapian, tegangan 12 volt dari baterai tidak langsung menghasilkan induksi tegangan tinggi, untuk itu sistem pengapian dilengkapi dengan alat pemutus arus primer (platina dan kondensator) dan koil pengapian, sehingga tegangan output koil menjadi naik
  1. Sistem pengapian dengan menggunakan CDI
Sistem pengapian yang digunakan pada sepeda motor dengan menggunakan sistem pengapian CDI (Capasito Discharge Ignition) Sistem pengapian ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu Baterai, Unit CDI, koil pulsa (pick up coil), koil pengapian, dan busi. Baterai befungsi sebagai sumber arus dan koil pulsa berfungsi sebagai pemberi sinyal ke unit CDI serta mengatur waktu pengapian. Unit CDI berfungsi sebagai penyalur dan pemutus arus  sedangkan koil pengapian berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi yang  kemudian menghasilkan bunga api listrik pada busi. Gangguan yang terjadi pada sistem CDI adalah tidak dihasilkannya loncatan bunga  api listrik atau bunga api yang dihasilkan kurang baik. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemilik sepeda motor untuk menjaga agar kondisi sistem pengapiannya tetap baik adalah dengan melakukan perawatan pada komponen dengan menjaga kebersihannya. Jika terjadi kerusakan, penggantian komponen harus dilakukan sesuai dengan Standard agar tidak terjadi kerusakan pada komponen yang lain. Sistem pengapian dengan menggunakan CDI dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Sistem pengapian AC (alternating current), dan DC (direct current).
Sistem AC atau yang disebut juga sepul memakai sumber arus bolak-balik untuk meneruskan sinyal ke CDI. Sistem ini dipakai pada beberapa model sepeda motor, seperti Honda Supra Fit, Yamaha Vega, dan Kawasaki Ninja. Komponen sistem AC terdiri dari pembangkit tegangan AC, yaitu magnet, dan sepul. Kemudian pembangkit pulsa pengapian (pulser), CDI, koil, dan busi. Tegangan voltase yang mampu dihasilkan sistem AC mencapai 400 volt pada putaran mesin tinggi. Sedangkan tegangan minimumnya berada pada kisaran 100 volt. Metode kerjanya adalah tegangan dari sepul diteruskan langsung menuju CDI. Di dalam komponen ini, arus bolak-balik tersebut dijadikan searah oleh diode. Selanjutnya arus searah itu disimpan di dalam kapasitor. Setelah mendapat masukan dari pulser, arus dalam kapasitor dialirkan ke koil. Dari koil arus diteruskan ke busi yang menghasilkan percikan bunga api untuk memicu proses pembakaran. Kinerja sistem AC sangat tergantung pada putaran mesin. Semakin tinggi rpm, output yang dihasilkan semakin besar. Sistem pengapian AC mampu menciptakan tenaga cukup besar di putaran atas. Sebaliknya kurang bertenaga di putaran bawah.
b.      Sistem pengapian DC (direct current).
Berbeda dengan sistem AC yang mengandalkan spul, sistem DC tergantung pada kinerja aki. Karena sumber arusnya berbeda, maka CDI yang dipakai memiliki teknologi lebih rumit. Di dalam komponen CDI ada rangkaian step-up DC to AC. Peralatan ini berfungsi untuk menaikkan tegangan DC aki 12 volt menjadi 400 volt. Karena itu, sepeda motor yang sistem pengapiannya AC tidak bisa menggunakan komponen CDI tipe DC. Begitu pula sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar